Istilah upacara atma wedana kurang popular ditelinga masyarakat umat hindu di bali. Upacara atma wedana lebih popular dengan istilah upacara nyekah, memukur, ngeroras, maligia dan lain-lainnya. Sesungguhnya semua istilak tersebut memiliki makna yang sama dalam upacara agama hindu.
Menurut pendapat beberapa ahli seperti DR Martha, A Musses, DR W.F. Stuterheim, DR A. J. Bernt kempers, Tjan Tjoe Siem yang menyatakan bahwa upacara memukur atau atma wedana di kalangan umat hindu di bali sangat identik dengan upacara sraddha dikalangan raja-raja hindu di jawa pada masa lampau.
Menurut Lontar Negara Kertagama upacara Sraddha adalah proses upacara kematian pada tahap kedua bagi raja-raja hindu di jawa pada masa yang lampau. Upacara sraddha ini umumnya dilangsungkan setelah dua belas tahun upacara pengabenan atau pembakaran jenazah sang raja.